Membangun Rumah

Membangun rumah adalah mungkin impian semua orang. Khususnya yang sudah berkeluarga. Memiliki rumah apalagi dibangun sendiri melahirkan kebanggaan bahkan kebahagiaan tersendiri. Saat-saat batu dan bata tersusun satu demi satu, kemudian genteng dan plester melekat menjadi waktu-waktu yang sangat berkesan. Ibarat membesarkan anak.

melafirraz_rumah kami
melafirraz_rumah kami

Tumbuh kembangnya seorang anak bergerak hari demi hari dan terasa senang sekali kalau kita adalah yang pertama melihat pertumbuhan khususnya perkembangan baru seorang anak. Begitupun membangun rumah. Setiap tahap pembangunannya adalah saat hati kita menjadi berbunga-bunga. Saat kita merasa senang sekaligus bangga. Apalagi biaya pembangunan itu diperoleh dengan tetesan keringat dan usaha kita sendiri dengan susah payah. Jadilah moment pembangunan rumah adalah saat-saat yang membanggakan sekaligus menyenangkan. Meski untuk itu kita harus berperas keringat, mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk membeli semen, besi, kayu yang harganya melambung di era kenaikan BBM seperti saat ini.
Tidak salah kita mencoba membuat rencana anggaran dari pembangunan sebuah rumah. Itu akan menjadi dasar bagi kita kira-kira sebesar apa, seindah apa dan sampai dimana kita bisa membangun rumah.
Membangun rumah ternyata tidak cukup dengan hitungan matematis seperti yang sering kita pelajari. Bahkan secara guyon saya sering mengatakan kalau pelajaran matematika yang saya pelajari dari SD ternyata banyak yang salah. Misalnya untuk membeli besi saya menganggarkan 8 juta, kini sudah 14 juta. Kayu saya pikir cukup dengan uang 10 juta. Kini sudah 15 juta. Belum lagi untuk jendela-pintunya yang ditawar tukang kayu borongan 16 juta. Padahal saya perkirakan hanya 7-8 juta.
Masih ada lagi biaya tak terduga yang terus mengalir setiap harinya sepanjang kita membangun rumah. Dan ini cukup menguras anggaran kita. Yah. Rencana saya akan memiliki rumah yang telah di atapi genteng multiroof , dinding sudah diplester dan lantai sudah dikeramik, satu kamar lantai 2 sudah tegak menjadi tertunda.
Semoga teorinya teman-teman yang lain yang telah lebih dulu membangun juga berlaku pada saya. Teori yang mengatakan: ”Bangun saja rumahnya, nanti rezeki itu datang sendiri, ada saja untuk meneruskan pembangunannya”.
Yah. Semoga kami bisa. Rumah yang mulai kami gali pondasinya 11 Agustus lalu kini di hari ke-7 bulan september sudah seperti ini keadaanya.

Melafirraz_Rumah Impian
Melafirraz_Rumah Impian

7 tanggapan untuk “Membangun Rumah”

  1. Memang kalau mau membangun rumah harus siap-siap dengan dana cadangan untuk keperluan diluar biaya yang sudah diperhitungkan/direncanakan. Selain untuk antisipasi kenaikan harga material bangunan yang sangat cepat, juga untuk membeli mterial yang tadinya tidak masuk hitungan. Pengalaman saya sendiri ada biaya extra 30% dari total budget membangun rumah, padahal proses pembangunan sudah diserahkan kepada developer dengan sistem borongan (yg artinya kalo ada kenaikan harga material pada saat proses pembangunan menjadi tanggungan developer). Untuk orang dengan dana pas-pasan seperti saya, selain modal uang juga perlu modal nekat :-D.
    Salam gendeng

    • betul, betul…….namanya baru. gak punya pengalaman. iya ma kasih infonya. nanti sy pasti cerita dan berbagi pengalaman ke teman lain yang mau bangun rumah

  2. Wooow… asik diskusinya nih! Setelah saya selesai membangun rumah, “pengalaman teknis” saya ternyata sangat berguna bagi temen saya yang kemudian juga membangun rumah. Semoga masih bisa bermanfaat kalau saya posting disini:
    1. (kalau rumah dibangunkan oleh developer) jangan lupa minta gambar denah: jalur pipa air kotor-bersih, jaringan kabel listrik dan sebagainya (kalau bisa gambar bareng2 dg arsiteknya) supaya kapan2 kalo mo renovasi kita sudah tau dimana musti hati2 membongkar tembok/lantai
    2. hindari menggunakan melamin untuk lapisan pintu kayu atau kusen bagian luar yang terkena cahaya matahari langsung krn akan mudah mengelupas. Lebih baik pakai cat kayu atau plitur sekalian. Melamin untuk bagian dalam rumah saja.
    3. bagian bawah dinding yang bersentuhan langsung dengan lantai bisa dilapisi dengan plint (ada di toko bangunan atau buat sendiri dengan cara keramik ukuran 30×30 cm dipotong jadi 2 dan dipasang berjajar sampai sepanjang dinding bawah tertutupi. Gunanya utk melindungi dinding dari aktivitas menyapu/ngepel yang bisa meninggalkan noda kotor di cat dinding
    4. di kampung asal saya, batu bata direndem dulu (kalau bisa semaleman) sebelum dipasang. Ini utk menghindari bata menyerap air dari campuran semen+pasir yang melapisinya menjadi dinding rumah, dimana penyerapan air ini akan menyebabkan retak rambut pada dinding dikemudian hari
    5. jika tembok luar rumah anda berhimpitan dengan rumah tetangga, usahakan antar tembok ini diisi dengan campuran semen+pasir agar tidak ada celah yang bisa digenangi air hujan, karena akan menyebabkan dinding jamuran.
    6. (katanya) kayu2 yang digunakan sbg rusuk rumah (penyangga atap) dilapisi dulu dengan ter sebelum dipasang untuk menghindari rayap
    7. (katanya lagi) jika anda menggunakan tandon untuk menampung air dari sumur bor, bagian luar tandon dicat hitam biar ga cepet lumutan
    8. jangan lupa, saat selametan masuk rumah baru, makanannya dikirim juga ke saya ya 😀

  3. salam kenal bu,
    niceshare, pencerahan buat sy yg sedang merehab rumah
    oya, sy boleh ijin copas foto rmhnya utk tulisan di blog sy?
    tks sebelumnya 🙂
    (iya..sama2. semoga sukses dgn acara rehab rumahnya)

  4. sudah hampir 8 thn menikah dan smp skr blum memiliki rumah, sangat sangat ingin punya rumah sendiri, mohon doanya teman-teman, smoga thn ini bisa membangun rumah yg nyaman utk keluarga kecil kami. amiin

Tinggalkan Balasan ke liyha Batalkan balasan